Tubuhku adalah Medan Tempurmu (Kemomimi no Senjutsushi)
Dalam dunia yang dikuasai strategi, siasat, dan ambisi, pertempuran terbesar tak selalu terjadi di medan perang. Terkadang… ia terjadi di balik pintu tertutup—antara dua orang yang saling ingin menguasai, tapi tak sanggup melepaskan.
Dia adalah komandan dingin yang memimpin pasukan dengan tangan besi dan mulut yang nyaris tak pernah bicara soal perasaan. Dia terbiasa menang. Tapi saat ditugaskan bersama seorang mata-mata wanita cerdas, licin, dan terlalu berani menyentuh sisi dirinya yang selama ini terkunci, semua berubah.
Setiap interaksi mereka adalah duel: tatapan, kata-kata, bahkan sentuhan. Dia membaca gerak tubuhnya seperti membaca peta. Dia membalas dengan kelenturan, kelicikan, dan kehangatan yang membakar lapis-lapis pertahanannya. Sampai akhirnya, batas antara siasat dan perasaan lenyap.
Dan tubuhnya bukan lagi sekadar tubuh. Tapi medan—tempat di mana strategi diuji bukan dengan senjata, tapi dengan ketegangan, kepasrahan, dan keberanian untuk membuka diri… sepenuhnya.
Karena dalam perang ini, yang kalah adalah mereka yang jatuh cinta lebih dulu. Dan yang menang… adalah mereka yang tahu cara menyentuh titik paling rawan.
