Lubangmu Jadi Penghilang Lelahku Setiap Malam (Ikinuki)
Setiap malam, setelah kerja seharian penuh tekanan, tubuhnya lelah, pikirannya penat. Tapi dia tidak butuh kopi, tidak butuh tidur cepat. Yang dia cari cuma satu: lubang yang selalu terbuka untuknya.
Pintu kamar diketuk perlahan. Dia sudah tahu siapa yang datang. Tak perlu kata-kata, cukup tatapan dan tangan yang langsung menariknya ke ranjang.
“Capek, ya?” bisiknya sambil membuka celana pria itu.
“Iya… Tapi aku tahu tempat buat buang semuanya.”
Dia berlutut. Lidahnya main dulu, pelan dan basah, sampai desahan pria itu mengeras. Kemudian tubuhnya dibaringkan—kaki terbuka, lubang kecil yang hangat itu sudah basah, siap menerima semuanya.
Setiap tikaman, setiap hentakan, membuat lelah pria itu menguap bersama peluh yang jatuh. Lubang itu sempit, berdenyut, dan rasanya seperti candu. Dia bisa melupakan semua masalah kerja begitu masuk dan tenggelam di dalamnya.
Tak peduli berapa kali sehari. Entah satu kali atau tiga ronde.
Lubangnya selalu siap, selalu menerima, dan selalu membuatnya meledak dengan lega.
Malam-malam mereka bukan tentang cinta. Tapi tentang tubuh, tentang kebutuhan, tentang pelepasan liar yang tak bisa ditahan.
Karena sejak pertama kali mencobanya, pria itu tahu… lubang gadis itu bukan sekadar tempat masuk—tapi tempat seluruh beban hidupnya dilepaskan.